Halaman

Kamis, 09 April 2015

Bekas Kraton Kartosuro

← Situs Sangiran (Museum Situs Manusia Purba Pertama) PENDUDUK JAWA DI SURINAME → Bekas Keraton Kartosuro Des 18 Posted by rusdi1978 Salah satu tempat bersejarah yang ada di Kartasura adalah Petilasan bekas Kraton Kartosuro. Menurut sejarahnya, keberadaan Kraton Surakarta Hadiningrat tidak bisa dilepaskan dari Kraton Kartosuro. Karena sebelum pindah ke Solo, Kraton Kartosuro adalah cikal bakal kraton Surakarta Hadiningrat pada masa Paku Buwono (PB ) II. Bahkan konon, penyebutan Surakarta merupakan kebalikan dari Kartasura. Lalu bagaimana kondisi petilasan bekas kraton Kartosuro sekarang ? Berikut ulasannya : Lokasi : Desa Siti Hinggil,Kelurahan Kartasura, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo, Solo – Jawa Tengah Keraton Kartasura didirikan oleh Sunan Amangkurat II pada tahun 1679 Masehi. Sunan Amangkurat II adalah raja pengganti Sunan Amangkurat I, Raja Mataram di Keraton Plered yang melarikan diri dan meninggalkan Tegal ketika terjadi serangan Trunajaya dari Madura pada tahun 1677. Setelah Sunan Amangkurat II menjabat sebagai raja, beliau tidak mau menempati kraton di Plered karena menurut kepercayaan Jawa, Kerajaan yang sudah diduduki musuh berarti telah ternoda. Sunan Amangkurat II kemudian memerintahkan kepada Senopati Urawan untuk membuat Keraton baru di kawasan Pajang. Perintah ini dituruti dan akhirnya Senopati Urawan dibantu Nerang Kusuma dan rakyat berhasil mendirikan Keraton di sebelah barat Pajang yakni Wonokerto. Amangkurat II beserta para pengikutnya lalu menempati Keraton Baru itu yang diberi nama Kraton kartasura Hadiningrat. Gejolak di Kerajaan Mataram ternyata tidak berhenti di situ saja. Pada tahun 1741 terjadilah pemberontakan Cina yang berakibat fatal bagi Kartasura. Pemberontakan kali ini dipimpin oleh RM.Garendhi yang bergelar Sunan Kuning (Sunan Amangkurat III) sewaktu menjadi raja. Amangkurat III bernasib justru lebih tragis. Beliau hanya memerintah kurang lebih selama 2 tahun (1703–1705) karena terusir oleh pangeran Puger yang kemudian menjadi raja dan bergelar Sinuhun Pakubuwana I. Selanjutnya pada masa pemerintahan Sinuhun Pakubuwana II (1726–1749), Keraton Kartasura dipindahkan ke Solo tepatnya pada tanggal 17 Februari 1745 Kraton baru di Solo itu diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat. Kini Kraton Kartosuro tinggal bekasnya saja, dengan pagar tembok/beteng dari batu bata setebal 2-3 meter dan tinggi kurang lebih 3 meter. Peninggalan (petilasan) yang membuktikan keberadaan Kraton Kartasura, antara lain: Alun-alun, Kolam Segaran (sekarang menjadi lapangan), Gedong obat (dahulu gudang mesiu), Tembok berlubang akibat geger Pacinan, Sumur Madusaka yang digunakan untuk memandikan pusaka-pusaka kerajaan, Makam Bray. Sedah Mirah, masjid yang dibangun Sunan Paku Buwono II. bekas_krtosuro.jpg Salah satu sudut tembok bekas Kraton Kartosuro Peninggalan-peninggalan lain adalah Genthong batu, Yoni, Lingga, Masjid Zaman Pakubuwana X serta tombak Kyai Jangkung dan Tombak Kyai Slamet. Komplek-Makam Sayangnya, komplek Kraton Kartosuro, khususnya dilingkungan benteng kedhaton sudah berubah menjadi tempat pemakaman kerabat Keraton Surakarta. Makam-makam yang terkenal karena dikeramatkan oleh masyarakat, diantaranya adalah makam Mas Ngabehi Sukareja, Makam Bray Adipati Sedahmirah (garwa ampil/selir PB IX), Makam KPH Adinegoro, Makam Ki Nyoto Carito (dalang terkenal) dan masih banyak yang lainnya. Pada hari-hari tertentu, Kraton Kartosuro sangat banyak dikunjungi orang (berziarah). Tujuan utama para peziarah adalah makam Bray Adipati Sedahmirah. Selir Pakubuwana IX ini semasa hidupnya dikenal cantik, pandai berdiplomasi dan memiliki pe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar